Senin, 07 Maret 2011

Ranah Warna-Warni, Cerita Perjuangan Masa Lalu

Assalamu’alaykum warahmatullahi wabarakatuh
Mumpung liburan koas, pengen sharing-sharing cerita ke teman-teman di dunia maya. Kali ini saya menulis karena terinspirasi dari buku Ranah 3 Warna, di halaman awal tiba-tiba jadi teringat kembali kenangan 5 tahun lalu. Cerita Alif (tokoh utama di buku itu), seorang siswa yang berada dalam masa peralihan menjadi mahasiswa. Di buku itu bercerita tentang Alif yang ingin lolos UMPTN. Keadaannya sama, karena pada waktu 5 tahun lalu itu saya ingin lolos di UM UGM 2006.
Ternyata banyak hikmah yang bisa didapat selama 5 tahun terakhir ini. Saya teringat 5 tahun lalu, masa-masa ababil (sebenernya sekarang juga masih :P ), masa-masa dimana masa depan masih gak jelas, terutama masih mempertanyakan “mau jadi apa?”, “kuliah dimana”. Ya, itulah masa-masa kelas 3 SMA, menuju peralihan jenjang dari SMA ke perguruan tinggi. Saya ingat waktu itu benar-benar nggak ada keyakinan bisa masuk perguruan tinggi, apalagi fakultas favorit. Ah, tapi itu 5 tahun lalu yang berlalu begitu cepatnya. Sepertinya baru kemarin bermimpi bisa masuk fakultas kedokteran, sekarang udah setengah jalan jadi koas (program profesi dokter). Nggak ada yang menyangka saya bisa berada dalam keadaan ini sekarang.
Flashback 5 tahun lalu, Januari 2006. UM tinggal 2 bulan lagi, dan saya masih bingung memilih fakultas mana. Tokoh Alif di Ranah 3 Warna adalah sesosok murid pesantren yang belum pernah diajari pelajaran SMA, dan tidak tahu tentang pelajaran SMA. Kalau saya memang hanya siswa biasa, bahkan dengan nilai-nilai yang jeblok abis. Ini efek jadi orang yang males kalo disuruh belajar:P
Asal tau saja, sejarah saya diterima di sekolah dan perguruan tinggi memang penuh dengan keberuntungan. Hehehe. Yang penting orangtua taunya kita sukses dan diterima,gitu deh. Eh,tapi bukan berarti saya orang yang suka nyontek,loh. Jangan curiga dulu. Karena saya biasanya belajar keras (lembur?nggak juga,sebenernya) di akhir-akhir, kayak ujian akhir dan ujian masuk,jadi wajar hasilnya bisa lebih baik.
Ikut les di masa-masa itu udah jadi semacam trend. Berbondong-bondong anak kelas 3 SMA masuk bimbel favorit mereka. Belum kelas 3 kalo belum ikut bimbel (ceileee..apa,coba?).Masa-masa itu jadi penderitaan buat yang nggak biasa belajar,termasuk saya. Hahaha.. gimana nggak,coba. Pagi udah masuk ada jam pelajaran ekstra, terus jadwal dilanjutin seperti biasa sampe siang, istirahat bentar terus berangkat les. Kalo dipikir-pikir, edan juga saya dan teman-teman di masa itu. Kalo diminta ngulangin lagi, saya bakal teriak : OGAAAAAHH!! Berasa tidak menikmati hidup..
Itu baru les program reguler..Mendekati UM seperti ini, biasanya sudah banyak tawaran program intensif UM dan UNAS. Kebetulan saya ikut program intensif yang menurut saya program intensif tergila: INTENSIF MINGGU. Bayangkan saja, tiap senin-kamis sudah ikut program reguler, belum lagi saya ikut les privat matematika (matematika saya memang hancur, apalagi matematika IPA), ditambah intensif minggu..Alangkah merana-nya hidup ini..T_T. Ada apa dengan intensif minggu? Gampangnya, akhir pekanmu akan terganggu dengan program ini. Pernah suatu saat, tryout dilaksanakan hari SABTU MALAM dan MINGGU SORE. Untuk ukuran anak SMA ababil, itu jadwal tryout yang nggak banget. Tapi mau gimana lagi? Hari minggu pagi sampai sore sudah digunakan untuk kelas intensif, praktis waktunya cuma ada dua itu. Ya sudah,lah. Jalani saja. Namanya juga usaha.
Alhamdulillah, hasil tryout yang saya ikuti walaupun nggak bagus-bagus banget, tapi terus meningkat. Bukan karena saya pinter,bukan. Lebih ke tipe soal tryout yang hampir sama di setiap penyelenggaraannya. Justru kalo nilainya tetep ato malah turun, kok kayaknya malah aneh. Dan di akhir perjuangan saat itu, saya memanen hasil yang menurut saya sudah memenuhi target. Seingat saya, itu adalah tanggal 5 Juni 2006. Hasil UM bisa dilihat daro SMS. Saya meng-SMS nomer info hasil UM itu, dan taraaaaa….Saya melihat nama saya dalam pengumunan itu, diterima di FK UGM.hehehe..Alhamdulillah, itu jadi saat-saat mengharukan dapam hidup saya. Saya menangis terharu dan melakukan sujud syukur kepada-Nya.
Sebagai penutup, mungkin teman-teman sekalian yang masih SMA/punya saudara anak SMA masih bingung, gimana caranya menghadapi UM,SPMB, atau apalah nama lain dari ujian masuk perguruan tinggi? Mungkin saya bisa berbagi sedikit tips. Kalo agak ngaco maap,ya…:D
1. Tentukan dan tetapkan tujuan. Misalnya kita ingin ke fakultas kedokteran, segera tetapkan. Nggak usah liat pesaing-pesaing kita kayak apa. Yang penting kita udah ada arahan dan pilihan yang jelas. Itu udah jadi modal awal untuk menghadapi ujian. Kalo di awal udah ragu-ragu,ya udah, kalah sebelum bertanding,namanya.
2. Ikhtiar. Ya iya dong,masak yaiyalah. Masak ada keinginan tapi nggak ada usaha? Minimal belajar soal-soal UM dan didiskusikan dengan teman-teman seperjuangan (weseh,wesseh.. bahasanya,mas). Bagus lagi kalo mau ikut bimbel. Kalo memang targetnya lulus ujian masuk perguruan tinggi aja, cukuplah ikut program intensif. Waktu dan uang nggak banyak terbuang,deh. Yang penting liat track record bimbel itu, biasanya bimbel bagus banyak menempatkan alumninya di perguruan tinggi favorit. Jangan lupa sesuaikan dengan keadaan ekonomi anda. Kalo nggak ada uang, yang penting belajar mandiri-nya diperkuat. Untuk ujian masuk universitas, biasanya soal-soal yang diujikan merupakan ulangan dari tahun-tahun sebelumnya. Setidaknya tipe dan tema soal selalu berulang. Jadi, belajar mandiripun tidak masalah.

3. Ibadah dan doa. Standar,memang..tapi untuk saya ini sangatlah berguna. Selain menenangkan diri, juga menambah optimisme. Mindset kita adalah, pesaing kita banyak. Mereka pastilah sama-sama berdo’a. katakanlah ada 50.000 peserta, dan yang diterima hanya 3.000. Allah SWT tidak akan mengabulkan semua do’a hamba-Nya untuk diterima di UM, kecuali kuotanya ditambah. So,sebisa mungkin kita mencari perhatian yang lebih kepada Allah SWT, dengan cara melakukan ibadah yang di luar kebiasaan kita dan di luar kebiasaan orang lain. Kalo biasanya nggak pernah puasa sunnah, Sholat sunnah, dan sedekah, maka lakukanlah. Mungkin saja hal-hal ini akan menjadi nilai plus kamu untuk dikabulkan do’anya oleh Allah SWT.

4. Memperlakukan orangtua dan guru dengan sebaik-baiknya. Saya pernah denger pengajian, di dalam penyampaian pak ustadznya, beliau berkata bahwa menghormati orangtua dan/atau guru bisa membuat lancar kehidupan. Begitu pula sebaliknya. Kalau kita berbuat nggak baik pada mereka, hidup kita akan dipenuhi kesulitan-kesulitan. So,untuk kamu yang sedang ada masalah dengan orangtua atau guru, segeralah meminta maaf dan do’a restu mereka. Sebenarnya ini masuk dalam poin ibadah juga,hanya saja sengaja saya buat poin khusus, agar lebih diperhatikan.
5. Mempersiapkan mental. Ini penting,lho, pesaing kita adalah siswa tingkat nasional, dimana kualitas dan kuantitas sangatlah beragam. Pasti banyak yang ada di atas kita. Kalah mental sedikit saja, kita akan jatuh. Mental yang harus kita persiapkan adalah tetap tenang saat diremehkan, tidak menganggap remeh pesaing yang di bawah kita, dan takdir kita di tangan Allah SWT. Ketika itu dipegang, insyaAllah semua ujian akan lancar.

6. Tawakkal. Setelah semua perjuangan, belajar, doa, dan ujian terlaksana, hal yang kita bisa lakukan hanyalah menyerahkan semua kepada Allah SWT. Sebisa mungkin, jangan berdo’a”Ya Allah, terimalah aku di fakultas X, universitas XXY,dst..”, tapi berdo’alah meminta yang terbaik dari-Nya, untuk menghindari kekecewaan yang berlebihan. Intinya,Allah SWT sudah punya keputusan di tangan-Nya, yang terbaik untuk kita, hamba-Nya. Kekecewaan akan muncul kalau kita tidak memahami konsep ini. Maka,tawakkal adalah kunci setelah semua tenaga sudah kita kerahkan.
7. Apapun hasilnya, kita tanamkan semangat sportivitas bertanding. Apa itu? Kalau menang jangan sombong/meremehkan, kalau kalah jangan ngambek. Berilah semangat bagi teman-teman kamu yang tidak diterima,dan bantu mereka semampu kamu. Jangan tunjukkan sikap arogan/sombong ke mereka. Kalau kita yang mendapat hasil kurang maksimal, evaluasi diri, terus berjuang, dan berserah diri hanya kepada-Nya.
Semoga bermanfaat ;)
Wassalamu’alaykum warahmatullahi wabarakatuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar